KULIAH

Kamis, 29 Desember 2011


Menengok dari judulnya suatu hal yang sangat membanggakan bagi saya dulu waktu masa SMA sekitar 6 tahun lalu. Sekarang saya masih bertekut lutut masih dalam genggaman dunia ini. Banyak masa telah terlewati dan kudapati selama masa ini.
 Masa kuliah harus ku akui adalah masa dimana aku benar-benar menemukan jati diri ku, dan benar-benar ku bisa bercermin secara langsung siapa aku dan bagaimana aku dan apa yang ku inginkan. Tapi untuk masalah lamanya masalah studi ku itu bukan niat dan kemauan ku, cuman masalah waktu yang mencoba terus untuk ku pahami apa yang terjadi dengan diri ku. Sampai pada saat uraian tulisan ini tergores pun aku tak bisa menyadari apa tujuan dan kehendak ku sehingga aku jadi seperti ini. Aku tak menyesali dengan kondisi ku sekarang, hanya aku lagi sedih aja karena tak bisa memenuhi keinginan semua orang yang ada disekitar ku, seperti orang tua ku, adik-adik ku dan beberapa keluarga ku pun sangat mengharpakan ku agar cepat tuntas dalam beberapa hal karena semua hal itu ada batasannya. Termasuk untuk masalah kuliahpun ada batasannya.
Dan hal ini yang membuat ku termenung dan mencoba ku coret dalam tulisan ini beberapa goresan dalam pikiran ku saat ini terkait masalah kuliah.
Sekarang hari minggu malam, tapi baru ku tengok lagi ternyata dah masuk hari senin 28 nopember 2011 karena jam sudah menunjukan pukul 01.24 wib. Jangan tanya kenapa ku bergadang sampai malam ini karena hari-hari ku dah terbiasa seperti ini, tapi aku memiliki hal yang berbeda malam ini. Kemarin-kemarin aku bergadang karena hal-hal yang tak jelas dan karuan yang tak ada sama sekali yang sangat bermanfaat menurut ku. Sekarang atau tepatnya maksud barusan saya bergadang hanya karena fokus menyelesaikan tugas akhir ku yaitu skripsi.
Kusadari emang ku melewati waktu masa studi kuliah yang begitu lama ini bukan karena aku tak mampu menyelesaikan dengan tepat waktu, tapi emang ku butuh waktu untuk menyelesaikannya. Beberapa kalimat yang barusan ini ku baca ulang terus hingga ku bisa meyakinkan bahwa yang kutulis ini adalah tepat, jadi bagi yang sempat membaca tulisan ini sampai disini kusarankan baca kembali biar kita sama-sama saling mengerti apa yang tersirat pada penggalan kalimat itu.
Yang membuat ku begitu tertarik untuk menguraikan tulisan ini karena ada beberapa kata yang kusukai pada film yang barusan ditayangkan di SCTV, ku gak tahu bagaimana cerita dan apa judulnya, sekilas dengar dengan jelas tadi tentang seorang bapak yang menasihati anaknya yang masih kuliah. Ku jadi teringat sama bapak saya yang tak pernah henti-hentinya selalu menasihati beberapa hal yang selalu diulangnya, bukan saya bosan dengan nasehat ini tapi saya terlalu meresapi nasehatnya sehingga saya pun terjerumus dalam dunia itu. Kurang lebih inti dari nasehat bapak saya adalah memberi tahukan bahwa hal-hal yang merusak mudah merusak dalam kehidupan adalah masalah wanita, begitu juga sebaliknya. Sepenggal kalimat ini beliau mengembalikan kepada kami anaknya untuk dicermati dengan baik dan dipahami masing-masing karena tak perlu beliau jelaskan dengan terperinci karena menganggap kami anaknya dah besar-besar semua dan bisa memahami apa maksud dari kata-kata itu.
Mungkin akan lebih berguna apa yang saya pahami dari kata itu akan saya coba tuangkan disini, saya memahami masalah yang dimaksud adalah masalah hubungan yang biasa dengan pacaran. Bapak saya mencoba untuk menasihati agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan dan merusak keluarga, beliau tidak melarang kami untuk pacaran tapi tetap dalam koridornya dan tak melewati batas. Hal ini sangat saya pahami, sehingga saya pun menikmati perjalanan hidup saya dengan mengenal wanita sewajarnya, dan hal positif yang ingin saya terapkan adalah tetap berperilaku baik dan tetap pada “koridornya”. Tapi ku merasa terlalu baik dalam menjalin hubungan sehingga ku jalani semuanya dengan serius dan kujaga dengan baik agar semuanya baik, tapi apa yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapakan. Sudahlah aku tak mau menceritakan masalah cinta disini, tapi inti dari cerita ku ini aku tak menyalahkan masalah perjalanan cinta ku yang membuat ku kayak gini. Tapi emang ada beberapa masa yang cukup mempengaruhi cara belajar ku sehingga membuat ku tertunda sejauh ini. Itu murni karena sikap ku yang terlalu dalam memikirkan hal-hal yang seharusnya tak kupikirkan. Yah mungkin wajar ketika seseorang merasa kehilangan sesuatu yang begitu di sayangi dan diberiperhatian lebih akan menambah beban pikirannya dan membuat banyak hal lain tak fokus. Tapi aku tak begitu-gitu amat untuk larut dalam masatak begitu penting.
Hmmmm gara-gara cerita itu ku lupa sampaiin apa kata yang membuat ku tertarik tadi yang mau ku tulis. Pada kutipan film tadi seorang bapak berkata pada anaknya dengan nada agak tinggi karena anaknya ndak memperhatikan perkataan orang tuanya, “ wahai anak ku, kamu kuliah itu agar menjadi “orang” bukan membuat orang ”. aku pun tersenyum dengar nasehat ini karena keingat bapak disana yang jauh dari ku. Yah walaupun isi nasehatnya beda.

0 Tanggapan:

Posting Komentar

Sebelum Menulis komentar anda, HARAP MENULISKAN !
NAMA :
UMUR :
ALAMAT SEKARANG :
Email / Friendster / Facebook :

Abdul Haris Heryani, S.Pd. Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip

Categories